Saturday, November 15, 2008

Unfair Hero

Kalian pernah berpikir g? klo selama ini sistem peperangan didunia kita salah kaprah???? Coba bayangin, selama ini sistem perang yang dijalani adalah panglima jendral yang paling tinggi jabatannya selalu berada di barisan paling belakang dari pasukannya. Tugasnya cuma teriak-teriak kasih semangat doang. Atau yang lebih parah, dia cuma ngasih instruksi dari kantornya yang aman dan nyaman jauh dari peperangan. See??? aneh Y???
Okeh gw kasih contoh yang nyata aja. Tapi sebelumnya gw mo minta maap dulu sama yang dijuluki pahlawan ini. Gw g' ada maksud buat menjelek-jelekan pahlawan ini, yang gw jelek-jelekan adalah sistem dari semua ini. Mengertikah kalian???
Yupz yang gw maksud adalah Bung T***. Gw dah minta maap ya buat keluarganya juga. Klo gw pikir apa sih jasa beliau sehingga patut disebut pahlawan bangsa ini?? Sepengetahuan gw dia cuma orator ulung. Gitu doang bisa jadi pahlawan?? Dan yang paling bikin gw sadar mengapa tokoh ini tidak selayaknya disebut hero karena dia meninggal di tanah suci pas naik haji, bukan di medan perang yang penuh darah dan desing peluru. Sungguh sangat disesalkan. Sepantasnya, yang layak disebut pahlawan adalah mereka yang berjuang, rela berkorban darah dan nyawa di medan perang (maksud gw ini untuk pahlawan bangsa, bukan untuk pahlawan yang lain. Klo menurut lu ibumu pahlawan ya terserah. Hal itu bukan termasuk dalam konteks posting gw kali ini). Banyak yang lebih layak disebut pahlawan dinegri ini. Bukan hanya mereka sang panglima saja, tetapi para tentara, pasukan yang benar-benar bertempur dimedan perang.
Selain itu hal yang menguatkan pemikiran gw adalah, sebuah buletin solat jumat yang mengisahkan tentang peperangan bangsa romawi melawan islam. Disana diceritakan bagaimana kekalahan bangsa romawi oleh pasukan islam karena sistem perang mereka salah kaprah. D'jendral ongkang-ongkang dimarkas besar dan bisa lari kapan aja kalau situasi mendesak. Sedangkan para pasukan yang dengan sukarela demi membela bangsanya mati terpuruk dimedan perang. Nah sedangkan di pihak Islam, sang panglima yang gagah berani (pada waktu itu yang diceritakan adalah tokoh bernama KHALID) dengan semangat memimpin pasukanya di barisan paling depan. Bukankah hal ini menjadi motivator yang paling manjur. Melihat sang panglima dengan berani melawan semua musuh. Bukankah para pasukan bakal tertular semangatnya melihat pemimpinnya juga berjuang sehebat mereka. Bukankah hal ini lebih hebat dibandingkan hanya dengan membakar semangat mereka denagn kata-kata berapi pengobar semangat???

No comments: