Bukan akan membahasa nama saya hehehe.....tapi lebih kepada makna nama saya hahahaha.....
Fitrah itu klo saya artikan maksudnya adalah sesuai porsi, ketentuan Allah, takdir, semacam itu. Dan sesuai kajian kemaren jumat, ajaran islam sangat sesuai dengan fitrah manusia. Dan islam tidak pernah mengajarkan hal yang menyimpang dari fitrah manusia.
Kita semua tau, sudah menjadi fitrah manusia untuk menikah (sesuai isi kajian jumat kemaren lagi) Dan islam sudah mengatur hal itu sesuai dengan fitrah manusia. Coba kita pahami ajaran sebelah yang menganggap tidak menikah adalah tindakan suci, hasilnya banyak terjadi penyimpangan. Tidak perlu disebutkan karena sudah emnjadi rahasia umum. Orang kita anggap suci tetap saja manusia biasa yang tak luput dari fitrahnya. Sekarang kita coba pahami kedalam diri kita sendiri.
Sedang dalam proses menyelesaikan membaca sebuah buku, baru beberapa bab namun sedikit mengusik perhatian jadi ingin segera menulis untuk dianalaisa ^_^. Tengoklah budaya pesantren di indonesia yang pastinya adalah menganut islam, klo tidak coba kita pahami kelompok-kelompok islam ekstrimis, yang pake jubah, cadar, celana semata kaki, pakain hitam, dst. Menurut pengamatan saya dari luar, mereka cenderung terlalu "mengagungkan" kyai mereka. Contoh sederhana pesantrenlah, menurut pengamatan saya, seorang pendiri pesantren dianggap sebagai orang yang super power yang wajib kita segani, hormati, teladani namun tidak bisa kita debat, kita sanggah atau setidaknya mengoreksi tindak-tanduknya. Karena menurut "pengikutnya" para "kyai" itu adalah orang suci yang pasti selalu benar, tidak mungkin menyimpang apalagi salah. Masalahnya para "kyai" itu juga manusia biasa, yang tak lepas dari fitrah dan nafsu manusia.
Coba kita lihat, masih ada penyimpangan (menurut saya) yang sering terjadi di dalam pesantren. Seorang kyai yang beristri lebih dari 1, seorang kyai yang melkukan pelecehan terhadap santrinya, atau seorang abah yang "memaksa" anaknya untuk menikah dengan seorang "kyai" dengan alasan kyai tersebut orang hebat, suci, dan layak sebagai suami soleh padahal istrinya udah 2 (sesuai banged denagn isi cerita yang baru dibaca). Apa ini namanya tidak SALAH, apa ini namanya tidak kolot, menyimpang!!!
Mereka sembunyi dalam kedok agama, padahal pikiran mereka yang tidak mau terbuka. Mereka telah menyalahi fitrah manusia. Pernikahan yang dipaksakan seperti contoh diatas sering kali membuat yang melakukannya harus bertopeng dan berakting total. Lihat teh ninih istri aa gym, harus berakting tegar, baru 3 tahuan akhirnya menyerah juga. Lihat juga film wanita berkalung surban, pernikahan paksanya dengan seorang anak kyai juga membuatnya "bermain hati" dengan pria lain. Menurut saya ini bukan sepenuhnya salah mereka, ini semua adalah salah orang-orang yang mencoba menyimpangkan firtah mereka, menyimpangkan untuk disesuaikan dengan kebutuhan nafsu mereka. Pastilah di dunia nyata banyak terjadi kejadian ini.
Jadi menurut saya, tradisi kolot dipesantren-pesantren di sini tak ubahnya seperti tradisi gereja-gereja ortodok diluar sana. Para uskup dan biarawan biarawati dianggap manusia suci yang jauh dari hidup duniawai namun hal itu menyimpang dari fitrah manusia, sedangkan disini, para kyai dan keturunannya juga dianggap demikian, dianggap manusia suci yang patut disembah, yang setiap tindakan dan perkataannya wajib ditaati. Ini salah besar menurut saya, mereka menyalahi kodrat mereka, FITRAH mereka.
Mungkin sekarang banyak juga pesantren yang sudah membenahi diri, namun sisa-sisa peninggalan ajaran kedinastian pesantren sepertinya masih saja ada yang melestarikan.
Please be moderat muslim not konservative....